Peningkatan Kesejahteraan PNS Jadi PR Pemerintah-DPR di Tengah Keterbatasan Anggaran

01-06-2022 / KOMISI II
Anggota Komisi II DPR RI Rifqinizamy Karsayuda. Foto: Dok/Man

 

Anggota Komisi II DPR RI Rifqinizamy Karsayuda menilai pemerintah bersama DPR memiliki pekerjaan rumah (PR) besar untuk peningkatan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di tengah keterbatasan anggaran. Hal itu disampaikan Rifqinizamy dalam rangka menanggapi mundurnya ratusan CPNS, yang sebagian besar disebabkan karena persoalan gaji dan tunjangan, selain juga penempatan kerja yang tidak sesuai harapan.

 

“Bagi pemerintah dan DPR ini menjadi koreksi. Karena keinginan kita untuk memberikan kesejahteraan yang memadai kepada PNS kita itu masih menjadi PR besar kita di tengah keterbatasan anggaran,” ujar Rifqinizamy dalam rekaman suara yang dikirimkan kepada Parlementaria, Rabu (1/6/2022).

 

Meskipun demikian, politisi PDI-Perjuangan ini melihat mundurnya ratusan calon pegawai negara itu sebenarnya mencerminkan minat yang tinggi untuk masuk ke dunia birokrasi. Namun, ternyata terjadi mis-ekspektasi antara apa yang didapatkan dengan yang didapatkan. “Di sisi lain ini adalah fenomena ekonomi soal bagaimana masyarakat kesulitan mencari kerja, bagaimana kemudian daya serap ekonomi masyarakat rendah,” jelasnya.

 

Karena itu, mantan dosen ASN tersebut mengajak para anak bangsa yang berminat menjadi CPNS untuk sedari awal menyadari bahwa penghasilan menjadi ASN tentu tidak sebesar penghasilan di beberapa perusahaan, baik internasional maupun nasional. Sehingga, mental menjadi kata kunci yang harus dimiliki bagi para anak bangsa yang ingin memasuki dunia birokrasi di Indonesia.

 

Serta, tambah Rifqinizamy, yang paling penting, yang perlu terus diupayakan adalah agar bagaimana peningkatan kesejahteraan tersebut berkorelasi positif dengan beban kerja yang dimiliki mereka. “Jangan sampai orang yang bekerja dengan baik, prestasi yang baik, kerajinan yang baik itu sama dengan mereka yang tidak bekerja dengan baik. Nah indikator-indikator itu di lapangan yang masih sulit untuk diterapkan dan masih menjadi PR kita bersama,” tutup legislator dapil Kalimantan Selatan I tersebut. (rdn/sf)

BERITA TERKAIT
Khozin Soroti Lonjakan PBB-P2, Dorong Pemerintah Pusat Respons Keresahan Masyarakat
19-08-2025 / KOMISI II
PARLEMENTARIA, Jakarta — Anggota Komisi II DPR RI, Muhammad Khozin, menyoroti fenomena kenaikan tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan...
Legislator Ingatkan Pemda Tak Gunakan Kenaikan Pajak untuk Dongkrak PAD
15-08-2025 / KOMISI II
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi II DPR RI Deddy Sitorus menegaskan komitmennya dalam mengawasi kebijakan pemerintah daerah (pemda) yang berdampak...
Pemberhentian Kepala Daerah Ada Mekanisme yang Sudah Diatur Undang-Undang
15-08-2025 / KOMISI II
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Bahtra Banong menjelaskan bahwa untuk memberhentikan Kepala daerah sama dengan pengangkatannya,...
Situasi Pati Telah Kondusif, Saatnya Energi Pemda Fokus untuk Pembangunan
15-08-2025 / KOMISI II
PARLEMENTARIA, Jakarta - Polemik yang terjadi di Pati mulai mereda, khususnya usai pembatalan kenaikan PBB dan permohonan maaf dari Bupati...